Universitas Gunadarma
Seni Budaya Paper II
Kajian yang akan di
bahas :
-
Pengertian kebudayaan
-
Unsur-unsur kebudayaan
-
Wujud kebudayaan
-
Orientasi nilai kebudayaan
-
Perubahan kebudayaan
-
Kaitan manusia dan kebudayaan
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kebudayaan
Kata
"kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah"
yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau
akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi
atau akal". Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan
karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan
kebiasaan. Sedangkan menurut definisi
Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan
manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan
semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.
2. Unsur-Unsur Kebudayaan
C. Kluckhohn mengemukakan ada 7
unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
-Bahasa
-Sistem
pengetahuan
-Sistem
tekhnologi, dan peralatan
-Sistem kesenian
-Sistem mata
pencarian hidup
-Sistem religi
-Sistem
kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
Penjelasan dari ke 7 nya yaitu :
1. Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi
manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan
dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan
istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam
membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya
sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang
penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur
bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk
berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang
diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa
itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan
cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun,
subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas
daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat
tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi
sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural
universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem
pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem
pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang
berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya
Masyarakat pedesaan yang hidup
dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut
system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk
menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam
masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem
pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan
dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai
mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua
aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan
Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan
hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk
menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi
laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di
langit
Banyak suku bangsa yang tidak
dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada
musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia
tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri
bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap
kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam,
tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut
Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai,
antara lain:
a. alam sekitarnya;
b. tumbuhan yang tumbuh di
sekitar daerah tempat tinggalnya;
c. binatang yang hidup di daerah
tempat tinggalnya;
d zat-zat, bahan mentah, dan
benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh manusia;
f. sifat-sifat dan tingkah laku
manusia;
g. ruang dan waktu.
3.
Sistem Tekhnologi, dan Peralatan
Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau
benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan
manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda
yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih
sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk
dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
4. Sistem kesenian
Perhatian
ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan
dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat
unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal
tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan
proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal
tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam
suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa
terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias.
Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra
terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari,
yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.
Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong.
Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
5.
Sistem mata pencarian hidup
Mata
pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain
a. berburu dan meramu;
b. beternak;
c. bercocok tanam di ladang;
d. menangkap ikan;
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit
sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada
sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di
daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai
karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah
berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak
mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi
pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan
dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6. Sistem religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa
asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan
mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural
yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan
berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan
kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan
pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut,
para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa
adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat
manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.
7. Sistem kekerabatan, dan
organisasi kemasyarakatan
Unsur
budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai
macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke
hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk
organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan
berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena
perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi
sosial.
3 . Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan
yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai
suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati, dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.
4 . Orientasi
Nilai Kebudayaan
Terdapat banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh
setiap budaya yang ada di dunia. Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada
dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan di dunia ini memiliki
orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang lainnya. Jika dilihat
dari lima masalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-orientasi nilai budaya
hampir serupa.
Lima Masalah Dasar Dalam Hidup yang
Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia ( kerangka Kluckhohn ) :
Hakekat Hidup
1. Hidup itu buruk
2. Hidup itu baik
3. Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia
tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
4. Hidup adalah pasrah kepada nasib yang
telah ditentukan.
Hakekat Karya
1. Karya itu untuk menafkahi hidup
2. Karya itu untuk kehormatan.
Persepsi Manusia Tentang Waktu
1. Berorientasi hanya kepada masa kini. Apa
yang dilakukannya hanya untuk hari ini dan esok. Tetapi orientasi ini bagus
karena seseorang yang berorientasi kepada masa kini pasti akan bekerja
semaksimal mungkin untuk hari-harinya.
2. Orientasi masa lalu. Masa lalu memang
bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah evolusi diri mengenai apa yang
sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
3. Orientasi masa depan. Manusia yang
futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan lainnya, pikirannya terbentang
jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih matang mengenai
langkah-langkah yang harus di lakukann nya.
Pandangan Terhadap Alam
1. Manusia tunduk kepada alam yang dashyat.
2. Manusia berusaha menjaga keselarasan
dengan alam.
3. Manusia berusaha menguasai alam.
Hubungan Manusia Dengan Manusia
1. Orientasi kolateral (horizontal), rasa
ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotong royong.
2. Orientasi vertikal, rasa ketergantungan
kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk memerintah dan memimpin.
3. Individualisme, menilai tinggi uaha atas
kekuatan sendiri.
5 . Perubahan Kebudayaan
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang
terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang
saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan.
Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai
berikut.
a. John Lewis
Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan
kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat
tersebut.
b. Samuel Koenig
Perubahan
kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab
internal maupun eksternal.
c. Selo
Soemardjan
Perubahan
kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku
di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
d. Kingsley Davis
Perubahan
kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
Faktor-faktor
internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
Adanya ketidakpuasan terhadap sistem nilai
yang berlaku.
Adanya individu yang menyimpang dari sistem
nilai yangberlaku.
Adanya penemuan baru yang diterima oleh
masyarakat.
Adanya perubahan dalam jumlah dan kondisi
penduduk.
Faktor-faktor
eksternal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
Adanya bencana alam, seperti gempa bumi,
banjir, dan lainlain.
Timbulnya peperangan.
Kontak dengan masyarakat lain.
6 . Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan
yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara sederhana
hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku
kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia
Di dunia
sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun
keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia
menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia
dengan Kebudayaan
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar
faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di kota dan di desa yang
berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas
sosial
Di masyarakat
dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi,
rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa
sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai
kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada
setiap individu.
4) Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah
di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan
umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh
lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan
tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
**Saya ambil semua
artikel bersumber dari Wikipedia dan Blog dengan tambahan Bahasa dari saya
sendiri untuk melengkapi kekurangan dari Bahasa yang telah tersedia . **

Tidak ada komentar:
Posting Komentar