Senin, 26 Oktober 2015

Paper VI Cerpen Kasih Sayang Ibu Kepadaku



Ibu …. Kaulah Segalanya bagiku

            Setiap anak yang beruntung pastilah ia akan merasakan kasih sayang yang amat besar dari seorang ibu kepada anaknya , seperti aku ini anak yang tidak berguna tetapi mendapatkan sentuhan kasih sayang dari ibu ku .
            Aku terlahir dari rahim ibu kandungku yang bernama ibu Ai Komalasari , yang akrab ku sapa mamah . Aku di besarkan dari bayi  penuh oleh ibuku dan bapaku . Tak kenal lelah ia terus menemani diriku yang nakal ini hingga aku dewasa sekarang . Banyak sekali perjuangan ibuku untuk membantu ekonomi keuangan di keluargaku ketika bapaku jatuh karena proyek bangunanya . Dengan rasa sedih aku melihat ibuku bersusah payah untuk mencari tambahan uang untuk menghidupiku dengan adik dan kakak ku . Banyak cara yang telah ia lakukan yang mungkin kurang enak di dengar seperti dia pernah menjual minyak tanah , dedak untuk pakan ayam , dan barang sembako lainya ketika aku masih menginjak Sekolah Dasar yang tidak jarang membuat dia kelelahan untuk bekerja tambahan itu .
            Hal yang paling aku takutkan ialah ketia dia menangis sendiri karena dia selalu memikirkan anak-anaknya akan makan dengan apa besok . Aku tidak bisa berbuat apapun waktu itu , yang pasti aku hanya bisa menemani ia menangis kala itu. Sering sekali dia mengucapkan kata “ kamu harus sabar yahhh hidup sama mamah jangan banyak mengeluh “ sambil menangis dan mengusap kepalaku . Dengan rasa kasihan dan sedih yang mendalam aku tidak ingin mengecewakan orang tua ku dalam aku bersekolah , karna sekolah kala itu terbilang sangat mahal menurut keluargaku .
            Dengan jatuh bangun dalam berusaha dia selalu tabah dan sabar dalam menjalaninya . Pernah suatu ketika ibuku sedang sakit tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasanya sedangkan semua orang di rumah tidak ada yang bisa memasak nasi dan bapaku belum pulang dari kerja nya, maklum dulu masih menggunakan kompor . Akhirnya dengan inisiatif anak anak aku dan kakaku berlari ke rumah nenek ku yang cukup jauh dari rumahku hanya untuk meminta sepiring nasi dengan perjuangan pulang hujan yang deras yang akhirnya aku pulang membawa nasi yang bercampur air hujan . Dengan rasa bangga sekaligus sedih aku dan ibuku memakan nasi itu .
            Dengan doa anak anak semuanya ibu pun merintis usaha kecil kecilan dengan bermodalkan uang pinjaman dari temanya , yaitu usaha kredit barang . Dengan rintisan usaha kecil kami semua bersyukur bapaku pun mulai bisa mendapat penghasilan yang cukup .
            Tetapi suatu waktu ketika aku akan menginjak kelas 3 SMA keluargaku mendapat musibah yang mengharuskan ibuku menjual rumah demi menghidupkan keluarga nya . Dengan modal untuk membeli rumah kembali yang lebih murah akhirnya sisa uang itu dijadikan modal untuk kreditan ibuku dan sangat bersyukur hingga saat ini usaha ibuku sangat maju dan banyak yang mengenal ibuku sebagai Pengusaha Kredit .
            Dengan rasa bangga aku bersyukur kepada Allah dengan cobaan jatuh bangun keluarga hingga musibah melanda dengan rasa sabar Allah selalu ada mendampingi orang yang berdoa . Saya yakin dengan itu semua akhirnya saya bisa melanjutkan pendidikan di Universitas Gunadarma ini dengan hasil jerih payah ibu dan ayahku . Terimakasih Ibu atas kasih sayang selama ini …




*Sumber : Pengalamanku bersama Ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar