Ibu …. Kaulah Segalanya
bagiku
Setiap
anak yang beruntung pastilah ia akan merasakan kasih sayang yang amat besar
dari seorang ibu kepada anaknya , seperti aku ini anak yang tidak berguna
tetapi mendapatkan sentuhan kasih sayang dari ibu ku .
Aku
terlahir dari rahim ibu kandungku yang bernama ibu Ai Komalasari , yang akrab
ku sapa mamah . Aku di besarkan dari
bayi penuh oleh ibuku dan bapaku . Tak
kenal lelah ia terus menemani diriku yang nakal ini hingga aku dewasa sekarang
. Banyak sekali perjuangan ibuku untuk membantu ekonomi keuangan di keluargaku
ketika bapaku jatuh karena proyek bangunanya . Dengan rasa sedih aku melihat
ibuku bersusah payah untuk mencari tambahan uang untuk menghidupiku dengan adik
dan kakak ku . Banyak cara yang telah ia lakukan yang mungkin kurang enak di
dengar seperti dia pernah menjual minyak tanah , dedak untuk pakan ayam , dan
barang sembako lainya ketika aku masih menginjak Sekolah Dasar yang tidak
jarang membuat dia kelelahan untuk bekerja tambahan itu .
Hal
yang paling aku takutkan ialah ketia dia menangis sendiri karena dia selalu
memikirkan anak-anaknya akan makan dengan apa besok . Aku tidak bisa berbuat
apapun waktu itu , yang pasti aku hanya bisa menemani ia menangis kala itu.
Sering sekali dia mengucapkan kata “ kamu harus sabar yahhh hidup sama mamah
jangan banyak mengeluh “ sambil menangis dan mengusap kepalaku . Dengan rasa
kasihan dan sedih yang mendalam aku tidak ingin mengecewakan orang tua ku dalam
aku bersekolah , karna sekolah kala itu terbilang sangat mahal menurut
keluargaku .
Dengan
jatuh bangun dalam berusaha dia selalu tabah dan sabar dalam menjalaninya .
Pernah suatu ketika ibuku sedang sakit tidak dapat melakukan aktifitas seperti
biasanya sedangkan semua orang di rumah tidak ada yang bisa memasak nasi dan
bapaku belum pulang dari kerja nya, maklum dulu masih menggunakan kompor .
Akhirnya dengan inisiatif anak anak aku dan kakaku berlari ke rumah nenek ku
yang cukup jauh dari rumahku hanya untuk meminta sepiring nasi dengan
perjuangan pulang hujan yang deras yang akhirnya aku pulang membawa nasi yang
bercampur air hujan . Dengan rasa bangga sekaligus sedih aku dan ibuku memakan
nasi itu .
Dengan
doa anak anak semuanya ibu pun merintis usaha kecil kecilan dengan bermodalkan
uang pinjaman dari temanya , yaitu usaha kredit barang . Dengan rintisan usaha
kecil kami semua bersyukur bapaku pun mulai bisa mendapat penghasilan yang
cukup .
Tetapi
suatu waktu ketika aku akan menginjak kelas 3 SMA keluargaku mendapat musibah
yang mengharuskan ibuku menjual rumah demi menghidupkan keluarga nya . Dengan
modal untuk membeli rumah kembali yang lebih murah akhirnya sisa uang itu
dijadikan modal untuk kreditan ibuku dan sangat bersyukur hingga saat ini usaha
ibuku sangat maju dan banyak yang mengenal ibuku sebagai Pengusaha Kredit .
Dengan
rasa bangga aku bersyukur kepada Allah dengan cobaan jatuh bangun keluarga
hingga musibah melanda dengan rasa sabar Allah selalu ada mendampingi orang
yang berdoa . Saya yakin dengan itu semua akhirnya saya bisa melanjutkan
pendidikan di Universitas Gunadarma ini dengan hasil jerih payah ibu dan ayahku
. Terimakasih Ibu atas kasih sayang selama ini …
*Sumber : Pengalamanku bersama Ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar